Jumat, 10 April 2009

Ketika Potensi belum tergali

Diposting oleh eny in bisnis di 01.21
Tak banyak buah yang punya pengalaman buruk seperti mengkudu. Sebelum tahun 90-an, buah yang biasa disebut mengkudu ini nyaris tak punya kebanggan sedikitpun. Jangankan manusia, kelelawarpun tak sudi mencicipi. Selain baunya apek, rasanya pahit juga pahit. Pahit sekali!!
Belum lagi bentuk buah yang aneh.Bulatnya tidak rata, dan kulit buah ditumbuhi bintik-bintik hitam. Warnanya juga tidak menarik. Mudanya hijau, tuanya pucat kekuning-kuningan. Berbeda jauh dengan apel,jeruk, mangga dan tomat. Selain kulitnya mulus, warnanya begitu menarik, hijau segar, merah, dan oranye.
Sedemikian tidak menariknya buah mengkudu, orang-orang membiarkan begitu saja buah-buahan mengkudu yang sudah masak, mengkudu tidak pernah dianggap ketika muda,tua, dan disaat masak pun dibiarkan jatuh dan berhamburan di tanah, membusuk, dan kemudian mengering, mengkudu sudah dianggap seperti sampah.
Kalau saja mengkudu bisa bicara, mungkin ia akan bilang :" Andai aku seindah apel merah. Andai aku seharum jeruk, Andai aku semolek tomat." dan seterusnya.....
Perubahan besar terjadi di tahun 1998,ketika seorang pakar tumbuhan menemukan sesuatu yang lain dari mengkudu.Kandungan buahnya ternyata bisa mengobati banyak penyakit seperti kanker, jantung, tulang, pernapasan , dan lain-lain.Orang pun memberi nama baru buat mengkudu, MORINDA CITRIFOLIA.
Sejak itu, mengkudu menjadi pusat perhatian. Ia tidak lagi diacuhkan, justru menjadi buruan orang sedunia. Kini, tidak ada lagi mengkudu masak yang dibiarkan jatuh dan berhamburan. Ia langsung diolah dengan mesin canggih, higienis, dan termasuk golongan obat mahal.Kemuliaan mengkudu sudah jauh diatas apel, jeruk, apalagi tomat.

Jalan hidup kadang punya rutenya sendiri. Tidak biasa, lompat-lompat, curam dan terjal. seperti itulah ketika realitas kehidupan memperlihatkan detail-detailnya yang rumit. Diantara yang rumit itu, ada kebingungan menemukan tutup peti potensi diri. Semua menjadi seperti misteri. Ada yang mulai mencari-cari, membongkar peti, bahkan ada yang cuma menbak-nebak sambil tetap berpangku tangan. Daalm keputusasaan, orang pun mengatakan, " Ah, saya memang tidak punya potensi." Seribu kalimat pengandaian pun mengalir....: andai saya....andai saya...dst.
Kenapa tidak berusaha sabar dengan terus mencari-cari pintu peti potensi ?
Kenapa cuma bisa menebak kalau peti potensi tak berisi?
Kenapa cuma diam dan menyesali diri?
Padahal boleh jadi, seseorang bisa seperti mengkudu yang punya potensi tingi, tapi belum tergali.


Kini, masihkah anda bertanya2 kepada diri sendiri??
Ketika kami datang menawarkan kesempatan untuk turut serta menggali potensi dalam diri anda??

Eny R Saputra
Jl Markisah IV/24 Solo
081393921188
eny_rosa@yahoo.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

Simplicity Bizniz Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting